Cari

Kerajaan Salakanagara (Negeri Perak), Kerajaan Tertua di Indonesia

Perkiraan penampilan Penduduk Salakanagara dengan pembanding Indo-China (karena lelhur kita dari Yunan China)
dan pembanding luzon Filipinan dan foto penduduk Jawa-Bali (dokumentasi Belanda)
Gambarannya ada pada Berita dari China
Foto diolah dari pinterest

[Historiana] - Mana kerajaan sebenarnya layak disebut kerajaan tertua di Indonesia atau Nusantara. Tercatat ada sebuah kerajaan yang telah menulis cukup peninggalan tua, kerajaan Tarumanegara. Tarumanagara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah menguasai wilayah yang sekarang provinsi Banten, Jawa Barat dan Jakarta pada abad ke-4 sampai abad ke-7.

Bukti kerajaan ini tersebar luas di persembahan, tetapi sumber utama bukti keberadaan Taruma adalah 7 prasasti yang ditemukan di Jawa Barat. Dari prasasti diketahui bahwa kerajaan dibangun oleh Rajadirajaguru Tarumanegara Jayasingawarman tahun 358 Masehi.

Budaya Tarumanegara sudah tinggi, seperti yang tercantum dalam Prasasti Tugu, yang menggambarkan penggalian sungai dan penggalian Rajadirajaguru Candrabaga oleh Gomati River oleh Purnawarman di tahun 22 pemerintahannya (tahun 417 M). Penggalian sungai adalah gagasan dari raja-raja Tarumanegara untuk menghindari bencana alam banjir yang sering terjadi pada dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

Konsep 'banjir kanal' yang dianggap pemecahan masalah banjir di Jakarta sekarang, telah dipikirkan oleh raja-raja Tarumanegara. Dalam prasasti Tugu dijelaskan pembangunan sungai atau kanal tersebut. Sungai ini menurut Masatoshi Iguchi dalam bukunya: Java Essay: The History and Culture of a Southern Country disebutkan sebagai sungai Ciliwung dan Cisadane.

Panjang sungai yang dibuat itu 6122 dhanus atau diperkiran lebih kurang 7 mil (11,3 km) atau 12 mil (22,9 km). Hebat untuk di jamannya. Purnawarna adalah penguasa pertama yang membuat sungai/kanal pengendali banjir sebelum Belanda di seputar Jakarta sekarang.

Tetapi jika kerajaan adalah Tarumanegara tertua kerajaan di Indonesia? pertanyaan itu sekali lagi tidak bisa segera disetujui. Pernah dengar Salakanagara? Di perpustakaan naskah Rajyarajya i Bhumi Nusantara (terdiri dari komite yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta) meriwayatkan bahwa pendiri Jayasinghawarman Tarumanagara adalah putra Raja Dewawarman VIII, penguasa Salakanagara. Oleh karena itu dianggap Salakanagara ada sebelum Tarumanagara.

Menurut catatan Cina, dalam The Book of Southtern Barbarians, pada zaman Dinasti Han disebutkan bahwa:
"Pada tahun 131 Masehi raja Ya-dio, dari luar pantai Vietnam, mengirim misi untuk dinasti, kaisar memberi stempel emas dan pita ungu untuk raja"
Kunjungan ini diperkirakan ke kerajan Salakanagara di Javadvipa (Jawadwipa) dan disebutkan bahwa saat itu Rajanya bernama Dewawarman.Seorang raja yang telah ada sebelum Tarumanagara.

Awal abad ke-5 seorang Bikhu Budha Fa-Xian dari jaman dinasi Chin di Cina tiba di Jawa dalam perjalanannya menuju Cina dari Ceylon (Srilanka). Pelayarannya mengalami gangguan di laut, hingga ia tinggal selama 9 hari dan selanjutnya menetap selama 5 bulan di sana. Diperkirakan Biksu ini tiba pada tahun 414 Masehi. Ia menuliskan bahwa:
"Terdapat banyak orang-orang pagan (maksudnya orang Sunda asli) mereka adalah para pendeta tetapi bukan beragama Budha"
Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan negaranya, diperkirakan sebagai kerajaan Tarumanegara.

Kembali ke Salakanagara...
Salakanegara kerajaan, berdasarkan Manuscript Library Rajyarajya i Bhumi Nusantara dianggap kerajaan awal di Nusantara. Yang mengatakan, kota ini disebut Argyre oleh Ptolemy pada tahun 150 Masehi, terletak di kawasan Teluk Lada Pandeglang. Argyre digambarkan sebagai kota kerajaan (polis) yang merumahkan perdagangan dan pertanian yang makmur.

Pemimpin awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem (Aki Luhur Sang Mulya), penghulu di wilayah itu. Raja pertama bernama Dewawarman Salakanagara yang berasal dari India.  Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat (menikah dengan anak Aki Tirem). Sedangkan pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain.
Ilustrasi Pelabuhan di kerajaan Salakanagara
Berdasarkan gambaran dari berita China
Dia pertama kali menjadi duta negaranya (India) di pulau Jawa, kemudian menjadi menantu Aki Tirem Luhurmulya atau dharma Angling. Anak bernama Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya.

Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara (Negeri Perak) beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, antara lain Kerajaan Agnynusa (Negeri Api) yang berada di Pulau Krakatau.

Ketika menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I dinobatkan dengan nama Haji Raksagapurasagara Dewawarman Dharmalokapala Prabhu. Rajatapura Salakanagara sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII).

Sementara Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.

Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.

Salakanagara telah tercatat dalam catatan Ptolemy pada tahun 150 M, berarti bahwa Salakanagara adalah kerajaan pertama di Nusantara yang dapat dibuktikan melalui warisan. Sayangnya keberadaannya masih diperdebatkan, karena tidak ada warisan dalam bentuk prasasti. Sebagian besar warisan dalam bentuk situs pertanian atau agama. Namun, keberadaan kerajaan ini harus menjadi catatan dalam sejarah Indonesia, terutama jika kita ingin menjawab pertanyaan tentang Kerajaan tertua di Indonesia.

Souce:
Java Essai
Baca Juga

Sponsor