Cari

Mandala Purwa Sanggarung atau Kerajaan Purwa Sanggarung, dimanakah lokasinya?

Lokasi sungai Cisanggarung (Muara) di Cirebon

[Historiana] - Mandala Purwa Sanggarung tercatat dalam Naskah Kuno Sunda. Demikian seperti pernah disampaikan Undang A Darsa (1983) Mandala Purwa Sanggarung adalah 1 dari 73 Kamandalaan atau Kabuyutan di Tatar Pasundan.

Mandala dalam arti politis, tidak saja sebagai kawasan perdikan (pendidikan), namun juga memiliki kewenangan luas dalam mengurusi administrasi pemerintahan seperti kerajaan. Oleh karena itu, Mandala dapat juga disebut sebagai Kerajaan. Lokasi Mandala ini diperkirakan dekat dengan Ci Sanggarung.

Kerajaan Purwa Sanggarung Maneungteung dipimpin Prabu Gorawa. Data mengenai Mandala atau Kerajaan Purwa Sanggarung sangat sedikit. Diperkirakan nama Purasanggarung terkait dengan nama Sungai Cisanggarung di timur Jawa barat, tepatnya sungai tersebut mengalir dari Kuningan hingga Cirebon.

Ci Sanggarung adalah sungai di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai ini berhulu di selatan Waduk Darma, Desa Cageur, Kecamatan Darma. Kabupaten Kuningan dan bermuara ke Laut Jawa. Sungai ini cukup besar untuk dimasuki perahu-perahu nelayan. Setengah panjang Ci Sanggarung juga menjadi batas alami di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah pada bagian utara. Jembatan jalan raya lintas utara Jawa yang melintasi sungai ini pada kedua sisinya terdapat gapura selamat datang untuk kedua provinsi ini.

Ci Sanggarung memiliki Daerah Aliran Sungai seluas 817 km2 meliputi Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Memiliki panjang sungai utama 62,50 Km sungai ini melintasi Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon di Provinsi Jawa Barat serta Kabupaten Brebes di Provinsi Jawa Tengah. Hulu DAS Ci Sanggarung berasal dari Perbukitan Kuningan Selatan, Pegunungan Gunung Tilu serta dari Gunung Ceremai. Sejumlah anak sungai besar Ci Sanggarung diantaranya adalah:
  • Ci Jangkelok
  • Ci Keusal
  • Ci Kamuning
  • Ci Sande
  • Ci Jambu
  • Ci Taal
  • Ci Srigading
  • Ci Pedak



Sungai Cisanggarung dan Sangkuriang

Mitos dan legenda yang dikaitkan dengan sungai Cisanggarung justru tidak menyebutkan adanya Mandala atau Kerajaan Purwa Sanggarung, tetapi malah Legenda Sangkuriang. Sungai Cisanggarung di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, terdapat 2 bukit di kedua sisinya, dipercaya sebagai bekas bendungan yang dibuat Sangkuriang untuk membuat danau.

Selama ini, sebagian besar masyarakat selalu mengaitkan legenda Sangkuriang dengan Gunung Tangkubanparahu yang ada di Bandung. Dengan asumsi ini, setting legenda Sangkuriang tak jauh-jauh dari sekitar Bandung. Padahal, legenda Sangkuriang juga hidup di Kuningan. Bahkan, sebagian orang Kuningan, khususnya di Kecamatan Luragung, Cibingbin, dan Cimahi, percaya bahwa legenda Sangkuriang terjadi di daerah mereka. Untuk memperkuat klaim mereka, sejumlah bukti patilasan pun ditunjukkan.

Seperti halnya Gunung Tangkubanparahu di Lembang, Bandung, di Kecamatan Cimahi, Kab. Kuningan juga terdapat gunung yang bentuknya sangat mirip dengan Tangkubanparahu di Lembang, yakni seperti perahu terbalik (parahu nangkub, Sunda). Bahkan, namanya pun sama, Gunung Tangkubanparahu. Bahkan, jika dilihat dari posisi yang sangat tepat, biasanya diambil di Tanjakan Legok, Kec. Cimahi, Kab. Kuningan, gunung Tangkubanparahu versi Kuningan memang tampak lebih menyerupai perahu yang terbalik.

Tak sebatas gunung yang dijadikan bukti bahwa Sangkuriang adalah milik orang Kuningan. Dede pun menunjuk suatu sungai. Namanya Sungai Cisanggarung, yang lokasinya tak jauh dari Gunung Tangkubanparahu di Kec. Cimahi. Sungai itu sekarang membelah sebuah bukit persis di daerah perbukitan yang dijadikan lokasi pemasangan repeater PT Telkom, masuk wilayah Kec. Waled, Kab. Cirebon, sekitar 20 km arah utara dari Kota Kuningan. Warga setempat menyebutnya bukit Azimut. Di sanalah, Sangkuriang pernah membuat bendungan dan perahu, tapi kemudian gagal. Demikian dikutip dari blog entertaimen and education.

Lokasi yang populer dengan sebutan Maneungteung dan konon pernah dijadikan lokasi bendungan inilah yang sekarang ramai dikunjungi orang. Umumnya yang datang adalah remaja, sambil membawa pasangannya, mereka biasanya bercengkerama di pinggir jalan yang bersisian dengan aliran Sungai Cisanggarung. Beberapa di antaranya juga mencoba menceburkan diri ke sungai.Katanya air Sungai Cisanggarung bisa memberi berkah. Demikian penjelasan dari warga Kecamatan Waled. Nama sungai Cisanggarung pun dipercaya ada kaitannya dengan Sangkuriang. Nama Sangkuriang itu kan sebenarnya berasal dari Sang Guriang, manusia setengah makhluk halus. Perubahan pelafalan sehingga banyak orang menyebutnya Sangkuriang,

Kalau begitu, mana yang benar, apakah legenda Sangkuriang milik Bandung atau Kuningan? Tampaknya, kita akan sulit mencari kebenarannya. Barangkali, tidaklah terlalu penting beradu argumentasi hanya untuk menentukan siapa pemilik sah legenda Sangkuriang: Bandung atau Kuningan. Yang paling penting adalah bagaimana kita menimba pesan dan ajaran yang ada dalam legenda tersebut. Biarlah legenda itu tumbuh dalam masyarakat kita sejalan dengan perkembangan imajinasi mereka.


Mandala atau Kerajaan Purwa Sanggarung di Cirebon Girang?

Menelusi lokasi kerajaan atau Mandala Purwasanggarung kiranya menelusuri Sungai Cisanggarung dari Hulu di Kuningan, hingga hilir di Cirebon.

Di Losari Cirebon, disebut-sebut adanya Kerajaan Losari dengan rajanya Ki Gede ing Sanggarung atau Ki Gedeng Sanggarung. Seperti biasanya, sejarah Cirebon sepertinya memudahkan penyebutan dengan "Ki Gedeng" atau "pembesari di...". Makanya sulit bagi kita mengidentifikasi sosoknya. Demikian juga kita pernah mendengar Ki Gedeng Tapa, Ki Gedeng Sindangkasih dan lain-lain.

Konon, mengutip dari Westjavakingdom, Raja yang terkenal di kerajaan ini adalah Ki Gedeng Sanggarung (cucu dari Prabu Bunisora / raja Sunda ke-32). Ayah dari Ki Gedeng Sanggarung adalah Ki Gedeng Kasmaya, yang merupakan raja di Kerajaan Cirebon Girang.

Jadi, keberadaan Mandala Purwa Sanggarung kemungkinan besar berada di bawah kekuasaan Kerajaan Cirebon Girang atau Kerajaan Indraprahasta.

Babad Losari adalah Kisah baru

Menelusuri Kerajaan Purwasanggarung dari babad Losari menjadi tidak tepat. Babad ini membahas Angkawijaya sebagai keturunan Sunan Gunung Jati abad ke-16. Babad ini menunjukkan wilayah ini sudah menganut agama Islam. Sedangkan catatan sebelumnya, Purwa Sanggarung ada pada masa Kerajaan Hindu Tarumanagara abada ke-5.

Penelusuran masih berlanjut....

Cag


Baca Juga

Sponsor